04 April 2009

MANAJEMEN IMAN 3

Al-qur’an menolak pengertian iman dengan percaya !
“Dan sesungguhnya, jka kamu bertanya kepada mereka (orang-orang kafir), siapakah yang menciptakan langit dan bumi dan menundukkan matahari dan bulan ?, niscaya mereka akan menjawab; “Allah” maka mengapa mereka dapat dipalingkan (dari jalan yang benar). (QS. Al-Ankabut; 61).


Pemahaman Iman yang benar !
Terminologi syari’ah iman adalah suatu keyakinan yang kokoh dalam hati (‘akd bil-qalbi), dan tergambar dalam ungkapan lisan (verbal) juga keseluruhan performance (iqrar bil-lisan), serta terejawantah dalam perilkau kehidupan sehari-hari (amal bil-arkan). Maka iman dapat diartikan sebagai keyakinan, pandangan dan sikap hidup seorang muslim bukan kepercayaan.

Iman Bersifat Universal, Bebas Nilai, Jadi Iman Membutuhkan Nilai ?, Maka Lakukan Pembobotan Iman !
Iman adalah keyakinan, pandangan dan sikap hidup, maka pertanyaannya Iman seperti apa ?, Iman Menurut Apa ?, Iman yang bagaimana ?. Untuk menjawabnya, iman harus diberi bobot (nilai), agar jelas dan benar. Sebab jika tidak diberi bobot, iman bagaikan kertas putih yang bisa ditulisi dengan tulisan yang baik atau buruk.
Dalam perspektif Al-Qur’an, pembobotan iman dapat dilakukan dengan dua pilihan yaitu Pertama, dengan Iman bil-Hak (baik dan benar) yaitu Iman; sebagai keyakinan, pandangnan dan sikap hidup berdasarkan kebenaran yang hak dari Allah, dengan mengikuti contoh (uswah) Sunnah Rasulullah Muhammad Saw. Hal ini ditegaskan dalam al-Qur’an sbb :
• “Kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, sebab itu janganlah kamu sekal-kali jadi orang yang ragu” (QS. Al-Baqarah;147).
• “Dan katakanlah kebenaran itu adalah dari Tuhanmu, maka barang siapa yang ingin beriman hendaklah ia beriman, dan barang siapa yang ingin kafir maka biarlah ia kafir. Sesungguhnya Kami telah sediakan bagi orang-orang yang dzalim itu neraka” (QS.al-Kahfi;29).
• “Dan mereka yang beriman (berkeyakinan, pandangan dan sikap hidup) kepada kitab yang diturunkan kepadamu (Muhammad Saw.) dan kitab yang diturunkan sebelum kamu, dan mereka orang-orang yang yakin akan adanya kehidupan ahirat” (QS. Al-Baqarah:4)
Kedua kabalikannya, yaitu Iman bil-Bathil; keyakinan, pandangan dan sikap hidup yang didasarkan pada kendali hawa nafsu dan kendali syetan. Hal ini ditegaskan dalam al-Qur’an sbb :
• “Dan orang-orang yang beriman (berkeyakinan, pandangan dan sikap hidup) kepada yang bathil dan ingkar kepada Allah, mereka itulah orang-orang yang merugi” (QS. Al-Ankabut:52).

Read More..

29 Maret 2009

Manajemen Iman

Mengapa masyarakat secara umum memaknai iman dengan kepercayaan ?
* Perjalanan sejarah kehidupan manusia yang panjang
* Pendangkalan pengetahuan agama (internal dan eksternal)
* Imprialisme multidimensi (dulu;fisik, sekarang;social budaya)
* Akibat sekularisasi dan modernisasi
* Materialisme, hedoninse dan individualisme
* Short paradigm (cara berfikir instant)

Apakah arti iman itu percaya ?
* Percaya adalah sebahagian kecil dari iman
* Pengertian iman sebagai percaya sangat pasif
* Pengertian iman sebagai percaya tidak produktif
* Orang kafir pun percaya pada Tuhan Allah
* Bahkan sebagaian orang kafir percaya pada rukun iman yg enam
* Maka kalau kita memahami iman sebagai kepercayaan sama dengan mereka !???

Apa yang dimaksud Iman ? Mengapa ????
* Iman sementara ini telah mengalami pendangkalan makna
* Iman belum memberikan pengaruh positif terhadap penganutnya
* Orang mengkelaim beriman tapi suka mengabaikan kewajibannya
* Merasa beriman tetapi masih sangat terbiasa berbuat maksiat
* Iman belum memberikan dorongan untuk berbuat baik
* Manfaat iman belum tampak dalam kehidupan penganutnya
* Iman belum memberikan bukti jaminan kehidupan

Semua itu adalah akibat pemaknaan iman sebagai kepercayaan saja



Read More..